Ayah-Ibunya Tewas di Kanjuruhan, Bocah Yatim-Piatu Ceritakan Momen Saat Kericuhan: Saya Lihat Ayah Jatuh
Bocah 11 tahun asal Malang, Jawa Timur, M Alfiansyah menjadi yatim piatu karena ayah dan ibunya tewas di Stadion Kanjuruhan saat kericuhan terjadi.
M Alfiansyah didampingi pamannya, Doni (43) menceritakan momen kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Kedua orang tua Alfiansyah, M Yulianton (40) dan Devi Ratna Sari (30) meninggal dunia saat akan keluar dari Stadion Kanjuruhan pintu 14.
Alfiansyah mengatakan pada saat kejadian kedua orang tuanya berusaha keluar dari dalam stadion. Ia juga mengaku sempat terjatuh.
Akan tetapi ia kemudian berdiri dan bergegas keluar.
"Waktu mau ke bawah saya terjatuh, terus langsung berdiri. Itu masih bersama ayah dan mama. Setelah saya berdiri saya didorong dari belakang dan kemudian melihat ayah terjatuh," ujarnya.
Saat kejadian, ia mengaku tidak merasa berdesak-desakan untuk keluar dari Stadion Kanjuruhan.
"Saya keluar sendiri, berjalan. Berjalan aja biasa sampai keluar," katanya.
Bocah yang bercita-cita menjadi seorang polisi tersebut kini harus terima kenyataan ayah dan ibunya sudah tidak ada di sampingnya.
Doni mengatakan bahwa alasan orang tua Alfiansyah pergi menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya, karena M Yulianton ingin membahagiakan istri dan anaknya.
"Istrinya itu baru pertama kali ke stadion dan anaknya juga baru pertama kali. Almarhum sempat mengatakan, saya ingin membahagiakan anak saya. Ternyata menyenangkan anak yang terakhir kalinya," ujarnya.
Kericuhan terjadi setelah pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Beberapa suporter Arema memaksa masuk ke lapangan untuk menyerang pemain dan ofisial.
Tindakan tersebut berusaha ditangani petugas keamanan dengan menembakan gas air mata.
Namun gas air mata tersebut membuat penonton panik, dan menimbulkan ratusan jiwa melayang.***