Waspada Penipuan Bermodus Survei, Dua Lansia di Wonogiri Jadi Korban




 WONOGIRI – Viral di media sosial seorang nenek yang kehilangan perhiasan berupa cincinnya. Dalam video itu, si nenek kedatangan orang tak dikenal yang sempat mendandaninya dan sempat diberi masker.


Orang tak dikenal itu diduga mendatangi nenek tersebut untuk menanyakan terkait bantuan sosial (bansos) yang diterimanya. Kemudian masuk ke dalam rumah dan meminta agar nenek itu melepas cincinnya. Ternyata malah mengambil cincin nenek tersebut. Nenek malang tersebut warga Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo. Hal itu dibenarkan oleh Kepala Desa (Kades) Pondok Sularno.


”Iya betul, itu warga kami. Namanya Mbah Kijem warga Dusun Gledegan RT 01 RW 02. Kalau umurnya Mbah Kijem sekira 65 tahun, sudah tua,” terang Sularno.


Menurut dia, kejadian yang terjadi baru-baru ini adalah penipuan. Awalnya pelaku mengaku petugas dari kecamatan yang sedang melakukan survei penerima bantuan. Atas peristiwa itu, korban kehilangan dua buah cincin miliknya.



”Itu cincin emas tua sepertinya. Mungkin senilai Rp 5 juta,” kata dia.


Menurut Sularno, peristiwa penipuan dengan modus serupa sudah dua kali terjadi di Desa Pondok. Semua korbannya adalah lansia dan lokasi beraksi pelaku di pinggiran kampung.


”(Pelaku) ngakunya dari kecamatan. Ngasih info soal bantuan,” kata dia.


Camat Ngadirojo Andika Krisnayana telah mendengar informasi tersebut. Saat ini diselidiki pihak kepolisian. Dia mewanti-wanti masyarakat lebih mewaspadai orang tak dikenal yang mengaku melakukan survei atau pendataan. Pasalnya, saat ini memang ada sejumlah pendataan sejumlah pihak. Di antaranya pendataan keluarga, Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) dari BPS dan pendataan geotagging kemiskinan.



”Analisa kami, pelakunya ini mungkin paham kalau banyak pendataan. Nah dia memanfaatkan momentum ini,” kata dia.


Andika juga mengimbau para kades supaya bisa lebih menjelaskan kepada masyarakat seperti apa pendataan yang sedang dilakukan. Apalagi, petugas pendataan biasanya didampingi oleh tokoh masyarakat setempat.


”Biasanya petugas resmi didampingi Pak RT atau perangkat desa. Masyarakat kita minta untuk waspada,” kata dia. (al/adi/dam)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel