Viral! Awan Panas Gunung Merapi Berbentuk Petruk, Netizen Kaitkan dengan Ramalan Jayabaya: Pertanda Akan….
Gunung Merapi kembali menjadi perhatian publik, setelah erupsi sejak Sabtu (11/3/2023).
Diketahui sampai Minggu (12/3/2023) Gunung Merapi masih mengeluarkan awan panas meskipun dengan intensitas yang lebih rendah.
Baru-baru ini viral di media sosial, foto yang memperlihatkan awan panas Gunung Merapi yang berbentuk Petruk.
Seperti yang diunggah akun Tik Tok @tegarhendrii_27 di foto tersebut juga tertulis keterangan “Hari ini pukul 07:38 abu vulkaniknya membentuk mbah kyai petruk seperti sedang mentap ke arah Selatan”.
Beberapa orang Jawa percaya munculnya tokoh pewayangan saat erupsi Gunung dikaitkan dengan pertanda akan datangnya bencana.
Foto tersebut diunggah pada hari Minggu (12/3/2023), netizen pun mengkaitkan hal itu dengan Serat Jangka Jayabaya Sabdo Palon Nagih Janji”.
Seperti komentar akun @Gero*****ta yang berbunyi “mendekati Sabdo Palon Nagih Janji, sing ati-ati sedulur, Rahayu.”
“Ya Allah eyang petruk nagih janji, semoga diselatan tidak bergejolak,” @inda***re6.
“siap2 waspada kalau tokoh pewayangannya sudah muncul bisa bahaya, mengingat kejadian pas waktu itu,” @Zidan********nam.
“Ini pertanda akan terjadi bencana yang luar biasa,” @احمد نور حسن جملي.
Sebagi informasi Jayabaya adalah salah satu raja, Kerajaan Kediri. Dalam tradisi Jawa ramalan Jayabaya merupakan salah satu ramalan yang paling dipercaya.
Pasalnya ada beberpa ramalannya yang bisa ditafsirkan mendekati keadaan seperti saat ini.
Saat Gunung Merapi erupsi, ramalan jayabaya yang berbunyi Sabdo Palon Nagih Janji akan ramai dibicarakan kembali.
Dikutip AyoJakarta.con dari kanal Youtube Berbagi Tahu, salah satu isi ramalan yang dikaitkan dengan erupsi gunung berapi adalah sebagi berikut:
“Hardi agung-agung samya, Huru-hara nggêgirisi, Gumalêgêr swaranira, Lahar wutah kanan kering, Ambleber angêlêbi, Nrajang wana lan desagung, Manungsanya keh brastha, Kêbo sapi samya gusis, Sirna gêmpang tan wontên mangga puliha”
Arti dalam bahasa Indonesia adalah Gunung berapi semua, Huru hara mengerikan, Menggelegar suaranya, Lahar tumpah kekanan dan kekirinya, Menenggelamkan, Menerjang hutan dan perkotaan, Manusia banyak yang tewas, Kerbau dan Sapi habis, Sirna hilang tak bisa dipulihkan lagi.
Namu perlu diketahui ramalan serat Jangka Jayabaya tersebut adalah suatu karya sastra, baik isi didalamnya belum tentu terjadi.
Hal positf yang bisa diambil adalah bisa dijadikan bahan refleksi bagi umat yang membacanya.***