Guru Honorer yang Dipecat Usai Komentari Ridwan Kamil: Saya Hanya Mengingatkan

 



CIREBON,  - Muhammad Sabil Fadilah, seorang guru honorer asal Kota Cirebon, Jawa Barat, yang dipecat akibat komentarnya kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, buka suara, Rabu (15/3/2023).

Dia menyebut, dirinya hanya ingin mengingatkan Ridwan Kamil, yang sedang berhadapan dengan siswa siswi. Namun di sisi lain sedang berada di momen suasana politik.


Kepada Kompas.com, Sabil menceritakan kronologi lengkapnya. Dia mengakui komentar yang dia tulis dibuat secara spontan.


"Saat itu muncul di time line akun saya, saya lihat beliau sedang zoom meeting dengan menggunakan jas kuning. Di situ saya mempertanyakan "maneh teh keur jadi Gubernur Jabar, ato kader partai ato pribadi @ridwankamil???," Kata Muhamad Sabil saat ditemui Kompas.com Rabu (15/3/2023).

Komentar itu ditulis Sabil pada Selasa (14/3/2023) sekitar pukul 09.00 WIB. Tiba-tiba komentar yang dia layangkan, mendapatkan mode pin atau disematkan oleh Ridwan Kamil. RK juga balik menulis dengan kalimat "cek maneuh kumaha?".


Hanya dalam hitungan satu jam, tiba-tiba banyak netizen yang mention di komentar dirinya pada postingan Ridwan Kamil tersebut, dengan kata-kata kasar.


Bahkan tak sedikit yang mengirim DM dengan kata-kata kasar. Netizen menyerang secara pribadi, menghujat, menghina, dan lain-lain.


"Saya juga kaget, kok Gubernur sampai pin komentar saya. Padahal saya biasa saja. Satu jam setelah itu, saya tambah kaget, kok banyak yang mention dengan kata-kata kasar, bahkan sampai DM, ya menghujat, menghina, banyak lah, pokoknya menyerang ke pribadi saya," tambah Sabil.

Sabil mengaku kaget terhadap serangan tersebut, karena dia menganggap komentar itu biasa. Komentar itu dimaksudkan sebagai pengingat dari seorang warga kepada Gubernurnya, yang sedang berhadapan dengan siswa siswi SMP di Tasik.


Di saat bersamaan, akhir-akhir ini, Ridwan Kamil juga kerap menggunakan jas kuning setelah resmi bergabung Partai Golkar.


"Komen aja, murni, kritik, ini dunia pendidikan, tapi ada simbol yang berbeda, sesuai dengan warna jas kuning, yang lagi sering dipakai, dan saat ini dia sedang berada di dunia pendidikan, yang tidak boleh disusupi politik praktis, apalagi sekolah, dalam hal ini sekolah," sambung Sabil.

Bentuk kedekatan atau keakraban


Sabil juga menjelaskan kata "maneh" (kamu) yang digunakan, semata-mata karena sosok Ridwan Kamil yang terbuka. Ridwan Kamil dikenal sebagai orang yang akrab dengan followers, juga dengan banyak warga lainnya.


"Saya akui menggunakan kata maneh. Karena Kang Ridwan Kamil itu someah, akrab dengan followers-nya, banyak warga, bahkan dua kali saya sempat dan pernah ketemu saat sebagai Wali Kota Bandung saat itu, dan dia sangat akrab, enak secara personal," ungkap dia


Sehingga menurutnya, kata maneh yang dia gunakan, tidak memiliki tujuan merendahkan apalagi tidak sopan terhadap Ridwan Kamil.


Surat Pemecatan dari Sekolah


Tak hanya mendapatkan serangan di media sosial, Sabil mengaku mendapatkan surat pemecatan dari sekolah tempat dia bekerja. Surat itu dia dapatkan hari ini, dengan tertanggal Senin (14/3/2023).


"Sekitar jam 9 saya tulis komentar, jam 10.00 WIB ramai, dan beberapa jam kemudian saya ditelpon sekolah. Hari ini saya mendapatkan surat pemecatan itu," ungkap Sabil.


Sabil menunjukkan surat itu kepada Kompas.com. Surat berkop Yayasan Miftah Ulum, bertuliskan: "Surat Keputusan Ketua Yayasan Miftahul Ulum Nomor : 422/025/YMU-SK/III/2023 tentang Pengakhiran Hubungan Kerja".


Ada 3 pertimbangan ia dipecat yakni melanggar kode etik, melanggar tata tertib yayasan, dan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.


Dalam surat tersebut dituliskan, per 14 Maret 2023, SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon mengakhiri kerja sama yang bersangkutan sebagai guru tidak tetap dan tutor ekstrakurikuler content creator. 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel