Ngeri-ngeri sedap, begini kisah janda muda yang ngaku ambil pesugihan di Gunung Kemukus: Bersetubuh

 


Ritual pesugihan di Gunung Kemukus tampaknya sudah tak asing lagi ditelinga orang sekitar Jawa Tengah.


Bagaimana tidak, ritual yang dilakukan saat mengambil pesugihan di Gunung Kemukus terbilang sangat vulgar, yakni harus bersetubuh di area gunung tersebut.


Beberapa orang tak gentar untuk melakukan ritual vulgar itu, meskipun tak mengenal lawan main saat bertemu di Gunung Kemukus.


Hal itu semata-mata hanya untuk memenuhi syarat agar bisa kaya instan tanpa harus bekerja keras. Hal itu pernah dilakukan oleh seorang janda muda berusia 25 tahun yang nama dan identitasnya dirahasiakan.


Dikutip dari kanal YouTube Guruh Official86 pada 17 Oktober 2022, janda muda itu berharap dirinya bisa kaya tanpa harus capek-capek kerja.


Awalnya dirinya mendapatkan informasi dari seorang teman untuk melakukan ritual di gunung itu. Ia harus melakukan ritual di sana setiap malam Jumat Pon.


“Saya yang pertama saya lakukan itu saya masuk pertama dari teman setiap malam Jumat Pon,” kata janda itu.


Sesampainya di tempat pengambilan pesugihan itu, janda tersebut harus melakukan beberapa hal, yang pertama adalah mandi kembang di sebuah sendang di gunung itu.



“Yang saya tuju langsung sendangnya, untuk mandi, mandi kembang di sendangnya itu, habis mandi saya langsung ke makamnya eyang samudro,” kata janda itu.


Ia mengungkapkan jika harus mandi dengan bertelanjang bulat bersama teman pria yang kala itu diajaknya.


Meskipun keadaanya sedang ramai pengunjung, dirinya mengaku tak malu saat sedang mandi dengan bertelanjang bulat, karena hal tersebut sudah biasa dilakukan di lokasi itu.


“Itu sudah biasa mandinya bersama-sama (pria dan wanita), udah biasa,” ucap janda muda tersebut.


Setelah dirinya mandi, ia langsung menuju makam yang ada di gunung tersebut untuk melakukan ritual nyekar dan tabur bunga. Ia juga mengucap permohonan agar cepat kaya saat prosesi nyekar di makam tersebut.


“Doanya ya minta kaya, minta langgeng gitu,” ungkapnya.


Setelah prosesi nyekar tersebut, janda itu pun langsung melakukan ritual bersetubuh dengan seorang pria yang kala itu diajaknya.


Ia pun mengungkapkan ada lokasinya sendiri jika akan melakukan persetubuhan, namun ada pula orang yang melakukannya di tempat terbuka.


“Melakukan bersetubuh, lokasinya kan juga ada. Dikebon ada, di kamar juga ada. Karena itu ritualnya udah kayak gitu,” terang janda itu.


Ritual vulgar itu harus ia lakukan selama tujuh kali setiap malam Jumat Pon dan tak boleh melewatkan sekalipun, jika pun kelewatan harus melakukan pengulangan dari awal lagi.


Ia mengaku jika dirinya sudah gagal, karena melakukan ritual tersebut hanya lima kali saja, namun setelah itu pandemi Corona datang dan tempatnya harus ditutup.


“Tapi itu nanti udah gosong, harus dimulai dari awal lagi. Harus rutin tidak boleh terlewatkan kalau terlewatkan dimulai dari awal lagi,” terangnya.***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel