6 Meninggal, Ratusan Mengungsi, Jembatan Putus,Akibat Banjir dan Longsor di Bali 17 Oktober 2022

  



Banjir dan longsor yang terjadi di Bali pada Senin, 17 Oktober 2022 mengakibatkan banyak korban. Tidak hanya korban harta benda, juga merenggut korban jiwa sebanyak enam orang di Bali.




Hal itu diungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin, Selasa (18/10/2022). Rentin mengatakan, bencana banjir bandang dan tanah longsor mengakibatkan enam orang tewas.


"Total meninggal dunia enam orang," kata Rentin.


Made Rentin melanjutkan, korban meninggal dunia terjadi di empat kabupaten. Rinciannya, 3 orang meninggal di Kabupaten Karangasem, 1 orang di Kabupaten Bangli, dan 1 orang di Kabupaten Tabanan, serta 1 orang di Jembrana.

"Untuk satu warga Jembrana yang hanyut terseret arus, BPBD setempat masih melakukan pencarian," ucapnya.


Rentin menjelaskan, bencana banjir bandang dan tanah longsor di ali juga mengakibatkan beberapa jembatan penghubung di kabupaten putus, juga rumah warga rusak, serta ratusan keluarga mengungsi ke rumah kerabat terdekat.


Beberapa jembatan yang putus, papar Rentin, di antara di Kelurahan Tegal Cangkring-Desa Penyaringan, Kabupaten Jembrana. Akibat luapan air di Tukad (Sungai) Bilukpoh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana juga terjadi penumpukan batang kayu, sehingga terjadi kemacetan total jalur utama Bali, yakni Gilimanuk-Denpasar.


Jembatan tersebut tak bisa dilewati lantaran banyak material kayu dan lumpur yang melampaui tinggi jembatan dari sungai. Tak pelak, arus transportasi tersendat. BPBD turut memantau dan membersihkan banyak tumpukan batang kayu dan sampah yang terbawa banjir, sehingga mengakibatkan kemacetan jalur tersebut.


"Mulai Selasa (18/10) jembatan sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat terbatas dengan sistem buka tutup," paparnya.

Rentin menambahkan, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Provinsi Bali juga menginformasikan dampak cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Bali. Terutama di Kabupaten Karangasem, Bangli dan Tabanan yang belakangan ini sangat rawan terjadi bencana alam.


DI Kabupaten Karangasem, sejumlah kecamatan yang diterjang bencana antara lain Kecamatan Abang, Selat, Rendang, Bebandem, dan Karangasem. Sebagai contoh di Desa Tri Bhuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, akses jalan tertimbun longsor, diperkirakan 96 KK terisoliasi dan hanya bisa dilewati dengan jalan kaki.


Berikutnya, di Kabupaten Bangli, curah hujan dengan intensitas tinggi juga memicu longsor yang menutup akses jalan. Upaya yang dilakukan adalah mengerahkan alat berat dari Dinas PU untuk membuka akses jalan.


"Selain itu upaya penyemprotan oleh tim Damkar guna membersihkan material lumpur agar warga dapat melintas kembali," imbuh dia.


Dia melanjutkan, bencara tanah longsor terjadi di kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan yang mengakibatkan korban jiwa lantaran tertimpa material longsor di rumahnya. Selain itu, tanah longsor dan banjir disertai pohon tumbang dan kerusakan infrastruktur terjadi di Kecamatan Pupuan, Penebel dan Baturiti.


Rentin menyebutkan, Pusdalops Provinsi Bali juga mebginformasikan bencana di Kabupaten Badung berupa peristiwa tanah longsor dan banjir terjadi di wilayah ini. Dampak bencana berupa pohon tumbang dan kerusakan infrastruktur rumah dan jembatan.


"Tidak ada laporan korban jiwa dan luka," katanya.


Sementara di Kecamatan Petang, Badung, bencana tanah longsor berdampak pada pohon tumbang dan bangunan roboh di 17 lokasi. Lalu Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, terdapat pohon tumbang dan jembatan rusak di tujuh lokasi dan di Kecamatan Mengwi, banjir dan longsor merusak jembatan dan pohon tumbang di sembilan lokasi. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel